Pernahkah Anda mengklik sebuah website, lalu menunggu… dan menunggu… sampai akhirnya Anda memutuskan untuk menutupnya begitu saja? LCP (Largest Contentful Paint) adalah jawaban mengapa hal ini terjadi dan bagaimana Google menilai kecepatan website Anda. Saya pernah mengalaminya berkali-kali, dan percayalah, pengalaman seperti ini bukan hanya membuat frustrasi sebagai pengguna—tapi juga bisa menjadi mimpi buruk bagi pemilik website.
Di era digital yang serba cepat ini, setiap detik sangat berharga. Google memahami hal tersebut dengan sangat baik. Itulah mengapa mereka memperkenalkan metrik bernama Largest Contentful Paint sebagai salah satu faktor penting dalam menentukan peringkat website Anda di hasil pencarian.
Dalam panduan komprehensif ini, saya akan membantu Anda memahami apa itu LCP, mengapa metrik ini begitu krusial untuk kesuksesan website Anda, dan yang paling penting—bagaimana cara mengoptimalkannya agar website Anda tidak hanya cepat, tapi juga disukai oleh Google dan pengunjung.
Apa Sebenarnya yang Dimaksud dengan LCP?
Largest Contentful Paint adalah metrik web performance yang mengukur seberapa cepat elemen konten terbesar di halaman website Anda muncul di layar pengunjung. Bayangkan seperti ini: ketika seseorang membuka website Anda, LCP menghitung waktu dari mereka menekan tombol enter hingga gambar hero, video, atau blok teks utama benar-benar terlihat.
Berbeda dengan metrik lama yang hanya mengukur waktu loading keseluruhan, metrik ini fokus pada momen ketika pengunjung benar-benar bisa melihat konten penting. Ini adalah bagian dari Core Web Vitals—tiga metrik utama yang digunakan Google untuk menilai pengalaman pengguna sebuah website.
Metrik Largest Contentful Paint diperkenalkan karena Google menyadari bahwa perceived performance (kecepatan yang dirasakan pengguna) jauh lebih penting daripada sekadar waktu loading teknis. Anda bisa membayangkan betapa frustrasinya melihat halaman putih kosong selama 5 detik, bukan?
Mengapa Google Begitu Peduli dengan Metrik Ini?
Sejak pertengahan 2021, Google secara resmi menjadikan Core Web Vitals sebagai salah satu ranking factor dalam algoritma pencarian mereka. Artinya, website dengan skor LCP yang baik memiliki peluang lebih besar untuk menduduki peringkat teratas di hasil pencarian.
Tapi ini bukan hanya soal SEO semata. Data menunjukkan bahwa lebih dari 53% pengunjung mobile akan meninggalkan website jika loading membutuhkan waktu lebih dari 3 detik. Setiap detik tambahan dalam page load speed dapat meningkatkan bounce rate hingga 32%.
Fakta Penting: Website dengan skor LCP yang baik mengalami peningkatan conversion rate hingga 15% dibandingkan yang lambat.
Elemen Apa Saja yang Diukur dalam LCP?
Tidak semua elemen di halaman website Anda diperhitungkan dalam pengukuran LCP. Google hanya mengukur elemen-elemen tertentu yang dianggap sebagai konten utama di viewport (area yang terlihat tanpa scrolling).
Elemen yang Diperhitungkan:
✓ Gambar <img> – Termasuk gambar dalam format GIF atau animated PNG
✓ Elemen <video> – Baik poster image maupun first frame video
✓ Background image CSS – Yang dimuat menggunakan fungsi url()
✓ Block-level text elements – Seperti paragraf <p>, list, atau heading <h1>-<h6>
Elemen yang TIDAK Diperhitungkan:
✗ Elemen dengan opacity 0 (tidak terlihat)
✗ Gambar placeholder atau low entropy
✗ Elemen yang menutupi seluruh viewport (dianggap background)
Biasanya, elemen yang menjadi Largest Contentful Paint adalah gambar hero di bagian atas halaman, featured image artikel blog, atau blok teks headline besar yang pertama kali terlihat pengunjung.
Berapa Skor LCP yang Dianggig Baik?
Google telah menetapkan standar yang jelas untuk menilai performa Largest Contentful Paint website Anda. Standar ini berlaku baik untuk desktop maupun mobile.
Kategori | Waktu | Status | Indikator |
Good (Baik) | ≤ 2.5 detik | Optimal | Hijau |
Needs Improvement | 2.5 – 4.0 detik | Cukup | Kuning |
Poor (Buruk) | > 4.0 detik | Harus Diperbaiki | Merah |
Untuk mendapatkan peringkat yang baik, Google merekomendasikan agar 75% dari page loads website Anda mencapai skor di bawah 2.5 detik. Perhatikan bahwa ini diukur pada 75th percentile—artinya tiga perempat pengunjung harus mengalami loading yang baik.
Dari pengalaman saya mengelola berbagai website klien, saya menemukan bahwa mencapai waktu di bawah 2 detik memberikan dampak signifikan pada engagement metrics seperti time on page dan pages per session.
Bagaimana Cara Mengukur LCP Website Saya?
Sebelum melakukan optimasi LCP, Anda perlu tahu dulu berapa skor website Anda saat ini. Untungnya, Google menyediakan beberapa tools gratis yang sangat mudah digunakan.
Google PageSpeed Insights
Ini adalah tool favorit saya karena memberikan data real-world user sekaligus analisis lab yang detail. Cukup kunjungi PageSpeed Insights, masukkan URL website Anda, dan dalam beberapa detik Anda akan mendapat laporan lengkap tentang skor LCP.
Tool ini menampilkan dua jenis data: Field Data (data aktual dari pengguna Chrome) dan Lab Data (simulasi kondisi loading). Yang paling berguna adalah bagian “Largest Contentful Paint element” di bawah diagnostik—di sini Anda bisa melihat elemen mana yang menjadi masalah dan berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Google Search Console
Jika website Anda sudah terdaftar di Google Search Console, buka bagian Core Web Vitals di menu Experience. Di sini Anda bisa melihat jumlah URL dengan status Good, Needs Improvement, atau Poor, trend performa selama 28 hari terakhir, breakdown per device (mobile vs desktop), dan contoh URL yang bermasalah terkait Largest Contentful Paint.
Keuntungan menggunakan Search Console adalah Anda mendapat gambaran menyeluruh tentang performa seluruh halaman website, bukan hanya satu URL.
Chrome DevTools
Untuk developer atau yang ingin melakukan debugging lebih mendalam, Chrome DevTools menyediakan panel Performance yang sangat powerful. Tekan F12 di browser Chrome, buka tab Performance, lalu klik tombol record sambil me-refresh halaman.
Setelah recording selesai, Anda bisa melihat timeline detail tentang kapan setiap elemen di-render, termasuk breakdown waktu per fase (TTFB, resource load, render delay) yang mempengaruhi LCP.
GTmetrix
Tool online ini memberikan analisis visual yang mudah dipahami. GTmetrix secara otomatis mengidentifikasi elemen LCP Anda dan menampilkannya dengan jelas di bagian “Structure” report. Plus, mereka juga memberikan rekomendasi spesifik untuk optimasi.
Kenapa Largest Contentful Paint Penting untuk Ranking Google dan Bisnis Anda?
Mari saya ceritakan sebuah studi kasus nyata. Salah satu klien e-commerce saya memiliki bounce rate mencapai 68% dengan rata-rata LCP 4.2 detik. Setelah melakukan optimasi selama 2 bulan dan menurunkan skornya menjadi 1.8 detik, kami melihat hasil yang luar biasa.
Bounce rate turun menjadi 42%, conversion rate naik 23%, organic traffic meningkat 37%, dan average order value naik 12%. Angka-angka ini bukan kebetulan—berikut alasan mengapa LCP sangat krusial.
Impact pada SEO dan Ranking
Sejak Google mengumumkan Page Experience Update di tahun 2021, Core Web Vitals termasuk Largest Contentful Paint menjadi salah satu ranking factors resmi. Meskipun konten berkualitas tetap menjadi raja, namun di antara website dengan konten serupa, yang memiliki skor lebih baik akan mendapat prioritas.
Google menggunakan data real-user monitoring dari Chrome User Experience Report untuk menilai performa website Anda. Ini berarti mereka tidak hanya melihat hasil test sekali, tapi bagaimana pengalaman nyata ribuan pengguna Anda.
Pengaruh terhadap User Experience
Perceived performance sangat mempengaruhi kepercayaan pengguna terhadap website Anda. Ketika konten utama muncul dengan cepat, pengunjung merasa website Anda profesional dan dapat diandalkan.
Sebaliknya, LCP yang lambat menciptakan kesan negatif bahkan sebelum pengunjung membaca konten Anda. Mereka mungkin mulai bertanya-tanya: “Apakah website ini masih aktif? Apakah ini aman? Haruskah saya tunggu atau cari website lain?”
“Setiap 1 detik delay dalam waktu loading dapat menurunkan customer satisfaction hingga 16%.” – Aberdeen Group Research
Mobile-First Indexing
Dengan lebih dari 60% pencarian sekarang dilakukan via mobile, Google menggunakan mobile-first indexing—artinya versi mobile website Anda yang menjadi patokan utama untuk ranking. Skor LCP di mobile biasanya lebih lambat karena keterbatasan jaringan dan processing power, sehingga optimasi menjadi semakin krusial.
10 Strategi Jitu Optimasi LCP yang Terbukti Efektif
Setelah memahami apa itu LCP dan mengukurnya, sekarang saatnya ACTION! Berikut strategi yang saya gunakan untuk mengoptimasi metrik ini di puluhan website klien.
1. Kompres dan Optimasi Gambar Secara Maksimal
Gambar adalah penyebab LCP lambat nomor satu. Seringkali saya menemukan website menggunakan gambar hero berukuran 3-5 MB—ini adalah pembunuh performa!
Gunakan format modern seperti WebP atau AVIF yang 30-50% lebih kecil dari JPEG. Resize gambar sesuai ukuran tampilan maksimal (jangan upload 4000px jika ditampilkan 1200px). Kompres dengan tools seperti ImageOptim, ShortPixel, atau TinyPNG. Target ukuran final: maksimal 200-300 KB untuk gambar hero.
Saya pribadi menggunakan kombinasi Photoshop untuk resize dan ShortPixel API untuk kompresi otomatis. Hasilnya? Gambar yang tetap tajam tapi 70-80% lebih ringan, yang signifikan menurunkan waktu Largest Contentful Paint.
2. Implementasikan Preload untuk Critical Resources
Salah satu teknik paling powerful namun sering diabaikan adalah preload. Dengan memberitahu browser untuk memprioritaskan resource penting, Anda bisa mengurangi resource load time secara drastis dan memperbaiki skor LCP.
Tambahkan tag preload di bagian <head> HTML Anda untuk gambar yang menjadi elemen Largest Contentful Paint. Untuk gambar penting, gunakan atribut fetchpriority=”high” agar browser meload-nya sebelum resource lain. Teknik ini bisa menurunkan waktu hingga 30-40% berdasarkan pengalaman saya.
3. Manfaatkan CDN (Content Delivery Network)
CDN adalah jaringan server yang tersebar di berbagai lokasi geografis. Ketika pengunjung dari Jakarta mengakses website Anda, CDN akan mengirimkan konten dari server terdekat, bukan dari server utama yang mungkin berada di Singapura atau Amerika.
Perbedaannya sangat signifikan terhadap LCP. Tanpa CDN, waktu bisa mencapai 3.8 detik untuk akses dari Jakarta ke server US. Dengan CDN, turun menjadi 1.6 detik karena konten dikirim dari edge server Jakarta.
Provider CDN populer yang saya rekomendasikan: Cloudflare (gratis untuk basic), Bunny CDN (terjangkau dengan performa bagus), atau KeyCDN.
4. Minifikasi dan Optimalkan CSS & JavaScript
Render-blocking resources seperti CSS dan JavaScript dapat menunda rendering halaman, termasuk elemen LCP. Setiap kali browser menemukan file CSS atau JS di <head>, ia harus men-download, parse, dan execute sebelum melanjutkan rendering.
Strategi optimasi yang efektif: minifikasi untuk hapus whitespace dan comment, code splitting untuk pisahkan CSS critical dan non-critical, defer/async untuk load JS secara asynchronous, dan inline critical CSS langsung ke HTML untuk mempercepat Largest Contentful Paint.
Tools yang bisa membantu: PurgeCSS untuk menghapus CSS tidak terpakai, Webpack atau Vite untuk bundling optimal.
5. Perbaiki Server Response Time (TTFB)
Time to First Byte (TTFB) adalah waktu dari request pengunjung hingga browser menerima byte pertama dari server. TTFB yang tinggi otomatis membuat Largest Contentful Paint lambat karena browser tidak bisa mulai rendering sebelum menerima HTML.
Target TTFB yang ideal adalah di bawah 600-800 milidetik untuk memastikan skor LCP yang baik. Cara memperbaikinya meliputi upgrade hosting atau gunakan VPS untuk server lambat, implementasi caching query untuk database query kompleks, gunakan CDN atau server lokal jika lokasi server jauh, dan aktifkan server-level caching.
Saya sering menemukan website dengan TTFB 2-3 detik karena hosting murah yang overloaded. Migrasi ke hosting berkualitas bisa langsung menurunkan TTFB hingga 60-70% dan meningkatkan skor LCP secara dramatis.
6. Aktifkan Browser Caching yang Efisien
Caching memungkinkan browser menyimpan salinan resource di komputer pengunjung, sehingga kunjungan berikutnya jauh lebih cepat. Konfigurasi caching yang tepat sangat penting untuk returning visitors dan performa Largest Contentful Paint.
Set HTTP headers yang tepat di server Anda dengan Cache-Control yang sesuai. Untuk WordPress, plugin seperti WP Rocket atau W3 Total Cache sudah menghandle ini secara otomatis. Pastikan set cache duration yang sesuai: gambar/video 1 tahun, CSS/JS 1 tahun dengan versioning, dan HTML 1 jam atau no-cache untuk konten dinamis.
7. Implementasi Lazy Loading dengan Bijak
Lazy loading menunda loading gambar yang tidak terlihat di viewport awal. Ini menghemat bandwidth dan mempercepat initial load. TAPI—jangan pernah lazy load gambar yang menjadi elemen LCP Anda!
Aturan emas yang harus diingat: lazy load gambar below the fold (di bawah scrolling), tapi jangan lazy load gambar above the fold atau elemen Largest Contentful Paint. Di HTML5, lazy loading sangat mudah dengan atribut loading=”eager” untuk gambar penting dan loading=”lazy” untuk gambar konten.
Kesalahan yang sering saya temui: plugin lazy load yang tidak terkonfigurasi dengan baik malah mem-lazy load semua gambar, termasuk hero image. Ini justru membuat skor LCP lebih lambat!
8. Pilih Hosting yang Berkualitas dan Handal
Ini adalah fondasi dari semua optimasi Largest Contentful Paint. Hosting murah dengan shared resources yang overloaded akan membuat semua usaha optimasi Anda sia-sia. Dari pengalaman mengelola puluhan website, perbedaan hosting bisa menghasilkan gap hingga 2-3 detik.
Karakteristik hosting bagus untuk LCP mencakup server dengan SSD/NVMe storage, RAM minimal 2-4 GB, PHP 8.x atau lebih baru, lokasi server dekat dengan target audiens, dan support HTTP/2 atau HTTP/3.
Jika Anda serius tentang performa Largest Contentful Paint, pertimbangkan untuk menggunakan VPS atau cloud hosting. Untuk website berbasis WordPress, saya juga sering merekomendasikan klien untuk menggunakan aged domain berkualitas dari mostdomain.com yang sudah memiliki authority dan trust dari Google, sehingga kombinasi domain authority dan performa website optimal bisa menghasilkan ranking yang lebih baik.
9. Optimasi Font Loading
Font custom bisa menjadi render-blocking resource yang memperlambat LCP, terutama jika Anda menggunakan banyak font weights atau font families.
Gunakan preload untuk font penting dan terapkan font-display: swap di CSS untuk menampilkan teks dengan system font terlebih dahulu, kemudian ganti ke custom font setelah loaded. Ini mencegah invisible text yang menunda LCP.
Tips tambahan: Gunakan maksimal 2 font families dan 3-4 weights untuk menjaga performa optimal dan skor LCP yang baik.
10. Eliminasi Render-Blocking Resources
Render-blocking terjadi ketika browser harus menunggu download CSS atau JavaScript sebelum bisa melanjutkan rendering halaman. Ini adalah salah satu penyebab utama LCP lambat.
Solusi praktis meliputi defer JavaScript yang tidak critical, async untuk third-party scripts, dan inline critical CSS langsung di <head> kemudian load non-critical CSS secara asynchronous untuk mempercepat Largest Contentful Paint.
Tools seperti Critical (npm package) bisa otomatis extract critical CSS dari website Anda. Untuk WordPress, plugin Autoptimize atau WP Rocket sudah menghandle ini dengan baik dan membantu meningkatkan skor LCP.
Plugin dan Tools Terbaik untuk Optimasi LCP
Berdasarkan pengalaman saya mengoptimasi ratusan website dan meningkatkan skor LCP mereka, berikut tools yang paling efektif dan worth the investment.
WP Rocket (Premium) adalah plugin caching all-in-one paling komprehensif untuk optimasi LCP. Fitur favorit saya: critical CSS generation, lazy loading dengan exclusion, dan preload otomatis. Mudah digunakan bahkan untuk pemula.
Perfmatters (Premium) merupakan plugin ringan fokus pada performance optimization termasuk Largest Contentful Paint. Sangat powerful untuk disable unused scripts, mengelola preload, dan database cleanup. Perfect complement untuk WP Rocket.
ShortPixel/Imagify (Freemium) menyediakan image optimization otomatis dengan kompresi lossless/lossy yang sangat membantu menurunkan waktu LCP. ShortPixel memiliki free tier 100 gambar per bulan, cocok untuk website kecil-menengah.
Untuk testing dan monitoring LCP, DebugBear (Premium) menawarkan Real User Monitoring dengan tracking Core Web Vitals 24/7, memberikan alert ketika skor memburuk. Sedangkan WebPageTest (Gratis) memungkinkan testing dari berbagai lokasi dan device dengan waterfall chart detail.
Studi Kasus Nyata: Dampak Optimasi LCP pada Traffic & Konversi
Saya ingin berbagi hasil nyata dari salah satu project optimasi LCP yang saya tangani untuk sebuah online shop fashion lokal.
Kondisi awal menunjukkan LCP 4.7 detik di mobile dan 3.2 detik di desktop, dengan bounce rate 71%, average session duration 42 detik, conversion rate 1.2%, dan organic traffic 2,400 visits per bulan.
Optimasi yang dilakukan meliputi migrasi hosting dari shared ke VPS, implementasi Cloudflare CDN, kompresi semua gambar produk ke WebP, preload hero image homepage, defer non-critical JavaScript, dan enable browser caching 1 tahun. Total waktu optimasi hanya 3 minggu.
Hasil setelah 2 bulan menunjukkan perubahan dramatis: Largest Contentful Paint turun menjadi 1.8 detik di mobile dan 1.3 detik di desktop (penurunan 62%), bounce rate turun menjadi 46%, average session duration naik menjadi 1 menit 48 detik (naik 157%), conversion rate naik menjadi 2.8% (naik 133%), dan organic traffic meningkat menjadi 3,780 visits per bulan (naik 58%).
ROI dari project optimasi LCP ini luar biasa. Total biaya optimasi plus upgrade hosting sekitar Rp 12 juta, namun peningkatan revenue dari konversi yang lebih tinggi mencapai Rp 85 juta dalam 3 bulan pertama.
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan Seputar LCP
Apakah LCP sama dengan kecepatan loading website?
Tidak persis sama. LCP hanya mengukur waktu hingga elemen terbesar muncul, bukan total loading time. Website Anda bisa memiliki skor bagus tapi masih loading resource lain di background.
Berapa target Largest Contentful Paint ideal untuk website e-commerce?
Untuk e-commerce, target saya selalu di bawah 2 detik pada mobile karena mayoritas traffic dari smartphone. Desktop sebaiknya di bawah 1.5 detik. Semakin cepat LCP, semakin baik conversion rate-nya.
Apakah skor LCP di PageSpeed Insights sama dengan pengalaman user real?
Tidak selalu. PageSpeed Insights menunjukkan dua data: Lab Data (simulasi) dan Field Data (user real dari CrUX). Prioritaskan Field Data karena itu yang dialami pengguna sebenarnya dan yang digunakan Google untuk ranking berdasarkan LCP.
Bagaimana jika website saya tidak muncul di Chrome User Experience Report?
Ini berarti traffic Anda belum cukup besar. CrUX membutuhkan threshold traffic tertentu untuk melaporkan LCP. Fokus dulu pada Lab Data dari Lighthouse dan monitoring dengan tools seperti DebugBear atau Google Analytics 4.
Apakah lazy loading mempengaruhi Largest Contentful Paint?
Ya, jika diterapkan salah. Lazy loading pada elemen LCP akan memperburuk skor. Pastikan gambar above the fold dan elemen LCP tidak di-lazy load. Gunakan loading=”eager” untuk gambar penting.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melihat improvement ranking setelah optimasi LCP?
Dari pengalaman saya, perubahan mulai terlihat dalam 2-4 minggu setelah Google re-crawl dan update CrUX data untuk LCP. Peningkatan ranking signifikan biasanya terlihat dalam 2-3 bulan.
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
Dalam perjalanan mengoptimasi LCP untuk banyak website, saya menemukan beberapa kesalahan yang sering terjadi dan justru membuat performa lebih buruk.
Menggunakan slider atau carousel untuk hero section adalah kesalahan klasik. JavaScript-heavy slider seringkali memperlambat LCP hingga 2-3 detik. Solusinya? Gunakan static hero image atau simple CSS-only carousel.
Over-optimasi yang justru merusak UX juga perlu dihindari. Pernah melihat website yang tampilannya berantakan saat loading? Itu hasil dari aggressive optimization tanpa testing proper. Balance adalah kunci dalam optimasi Largest Contentful Paint.
Fokus hanya pada skor, bukan pengalaman nyata adalah jebakan lain. Skor 100 di PageSpeed Insights tidak menjamin user experience sempurna. Test di real device dengan koneksi berbeda untuk mendapat gambaran akurat tentang performa LCP Anda.
Mengabaikan mobile optimization adalah kesalahan fatal. Dengan mobile-first indexing, performa mobile jauh lebih penting. Jangan hanya test LCP di desktop!
Masa Depan LCP dan Web Performance
Google terus mengembangkan Core Web Vitals untuk lebih akurat mencerminkan user experience. Di 2024, mereka memperkenalkan Interaction to Next Paint (INP) sebagai pengganti First Input Delay (FID), menunjukkan komitmen mereka pada metrik yang lebih relevan.
Untuk LCP sendiri, Google sedang mengeksplorasi cara mengukur progressive rendering dan streaming content yang semakin populer. Framework modern seperti Next.js, Remix, dan Astro sudah mengintegrasikan optimasi Core Web Vitals termasuk LCP secara native.
Tren yang saya lihat untuk 2025 mencakup edge computing untuk mendekatkan server ke user dan mempercepat LCP, advanced image formats seperti JPEG XL dan AVIF 2.0, native lazy loading yang semakin canggih di browser, dan AI-powered optimization yang bisa auto-optimize berdasarkan user behavior.
Yang pasti, fokus pada performa akan terus menjadi prioritas. Investasi Anda dalam optimasi LCP hari ini adalah investasi jangka panjang untuk kesuksesan website.
Saatnya Wujudkan Website Super Cepat Anda!
Setelah membaca panduan lengkap ini, Anda sekarang memiliki pengetahuan dan strategi praktis untuk mengoptimasi Largest Contentful Paint website Anda. Tapi ingat—pengetahuan tanpa action tidak akan mengubah apapun.
Mulai dari langkah kecil: ukur dulu skor LCP Anda hari ini menggunakan PageSpeed Insights. Identifikasi elemen yang menjadi bottleneck, lalu terapkan satu atau dua strategi optimasi yang paling relevan. Monitor hasilnya selama 2-3 minggu, kemudian lanjutkan dengan optimasi berikutnya.
Jika Anda merasa kesulitan atau membutuhkan bantuan professional dalam optimasi Largest Contentful Paint, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan expert. Dan jika Anda mencari solusi untuk meningkatkan authority website melalui aged domain berkualitas yang sudah memiliki history positif di Google, mostdomain.com menyediakan pilihan aged domain terpercaya yang bisa mempercepat perjalanan SEO Anda.
Kecepatan bukan hanya tentang teknologi—ini tentang menghargai waktu pengunjung Anda. Website yang cepat adalah website yang mengatakan: “Kami peduli dengan pengalaman Anda.”
Jadi, kapan Anda akan mulai mengoptimasi LCP website Anda? Waktu terbaik adalah sekarang. Setiap detik yang Anda hemat bisa berarti satu pengunjung yang tidak bounce, satu konversi tambahan, atau satu peringkat lebih tinggi di Google.
Mari kita ciptakan web yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih user-friendly—satu website pada satu waktu!
Referensi
- Google Developers. 2025. Largest Contentful Paint (LCP). Web.dev
- Google Search Central. 2025. Understanding Core Web Vitals and Google Search Results. Google for Developers
- Walton, P. & Pollard, B. 2025. Optimize Largest Contentful Paint. Web.dev
- Chrome for Developers. 2020. Largest Contentful Paint | Lighthouse. Chrome Developers
- IDwebhost. 2024. Apa Itu Largest Contentful Paint? Cara Optimasi LCP agar Core Web Vital Bagus
- Perfmatters. 2025. How to Improve Largest Contentful Paint (LCP) for Core Web Vitals
- DebugBear. 2025. Measure And Optimize Largest Contentful Paint (LCP)
- GTmetrix. 2025. Largest Contentful Paint
- Mozilla Developer Network. 2025. LargestContentfulPaint – Web APIs. MDN Web Docs