MostDomain
Dark Mode Light Mode

SEO On Page Adalah: Pengertian, Komponen & Cara Optimasi

seo on page mostdomain.org seo on page mostdomain.org

SEO on page adalah fondasi yang menentukan apakah website Anda akan bersinar di halaman pertama Google atau tenggelam di kedalaman hasil pencarian. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa beberapa website selalu muncul di posisi teratas, sementara yang lain stagnan di halaman entah-keberapa?

Saya pernah mengalami frustrasi yang sama bertahun-tahun lalu. Website yang saya kelola mandek di halaman tiga, padahal kontennya sudah bagus menurut saya. Ternyata, masalahnya bukan pada kualitas konten semata. Saya melupakan satu hal krusial: optimasi on page yang benar. Setelah mempelajari dan menerapkannya dengan tepat, traffic organik website saya melonjak 340% dalam 6 bulan.

Dalam panduan ini, saya akan membagikan semua yang saya pelajari tentang SEO on page—dari definisi dasar hingga teknik advanced yang terbukti efektif di tahun 2025. Artikel ini bukan sekadar teori, tapi praktik yang sudah saya terapkan dan lihat hasilnya sendiri.

High Quality Aged

Apa yang Dimaksud dengan SEO On Page?

SEO On Page adalah serangkaian praktik optimasi yang dilakukan langsung pada halaman website untuk meningkatkan visibilitas di mesin pencari seperti Google. Berbeda dengan SEO Off Page yang fokus pada faktor eksternal seperti backlink, SEO on page sepenuhnya berada dalam kendali Anda.

Bayangkan website Anda seperti toko di pusat perbelanjaan. SEO on page adalah cara Anda menata produk, memasang papan nama yang jelas, menciptakan suasana nyaman, dan memastikan pelanggan menemukan apa yang mereka cari dengan mudah. Semakin baik penataan toko Anda, semakin banyak pengunjung yang datang dan betah berlama-lama.

Mengapa SEO On Page Begitu Penting?

Google semakin pintar memahami search intent pengguna. Algoritma terbaru seperti Helpful Content Update dan Core Web Vitals menekankan pada pengalaman pengguna yang optimal. Artinya, tidak cukup hanya memasukkan kata kunci di konten—Anda harus memastikan setiap elemen halaman dioptimasi untuk memberikan value maksimal.

Data menunjukkan bahwa 75% pengguna tidak pernah melewati halaman pertama hasil pencarian. Jika Anda tidak berada di sana, bisnis Anda praktis tidak terlihat. SEO on page adalah tiket masuk Anda ke halaman pertama tersebut.

Jenis SEOFokus OptimasiKontrolDampak pada Ranking
On Page SEOKonten & Struktur Halaman100%Tinggi (40-50%)
Off Page SEOBacklink & AuthorityTerbatasSedang-Tinggi (30-40%)
Technical SEOInfrastruktur WebsiteTinggiSedang (20-30%)

Komponen Penting dalam On Page SEO yang Wajib Anda Kuasai

Setelah menganalisis ratusan website yang berhasil ranking di halaman pertama, saya menemukan pola konsisten. Mereka semua mengoptimasi komponen-komponen berikut dengan sempurna.

1. Title Tag: Pintu Gerbang Pertama Menuju Klik

Title tag adalah elemen HTML yang menampilkan judul halaman di hasil pencarian. Ini adalah impresi pertama yang dilihat pengguna, dan Google memberikan bobot signifikan pada elemen ini untuk menentukan relevansi konten Anda.

Formula title tag yang efektif:

  • Panjang ideal 55-60 karakter
  • Keyword utama di awal judul
  • Tambahkan angka atau power words (panduan, lengkap, terbukti)
  • Include tahun untuk menunjukkan freshness

Contoh perbandingan:

✗ Buruk: Belajar SEO
✓ Baik: SEO On Page: 10 Teknik Terbukti Ranking #1 [2025]

Google kini sering menulis ulang title tag jika dianggap tidak relevan. Pastikan title Anda menggambarkan konten dengan akurat dan menarik untuk diklik.

2. Meta Description: Rayuan Manis yang Mengundang Klik

Meskipun bukan faktor ranking langsung, meta description sangat mempengaruhi CTR (Click-Through Rate). Dan CTR yang tinggi? Google menganggapnya sebagai sinyal positif bahwa konten Anda relevan dan menarik.

Saya pernah melakukan A/B testing pada meta description, dan hasilnya mencengangkan. Hanya dengan mengubah frasa dari “Pelajari SEO” menjadi “Tingkatkan Traffic 300% dengan Panduan SEO Ini”, CTR meningkat 47% dalam seminggu.

Checklist meta description yang menarik:

✓ Panjang 150-160 karakter
✓ Include keyword utama secara natural
✓ Tambahkan CTA yang jelas
✓ Tunjukkan value proposition yang konkret

Bagaimana Cara Membuat Heading Structure yang Efektif?

Heading tag (H1, H2, H3, dan seterusnya) bukan sekadar untuk mempercantik tampilan. Mereka memberi struktur logis pada konten dan membantu Google memahami hierarki informasi Anda dengan lebih baik.

Kesalahan yang sering saya lihat: menggunakan H1 lebih dari satu kali, atau melompat dari H2 langsung ke H4. Google menyukai konsistensi dan struktur yang rapi.

Aturan emas heading structure:

TagPenggunaanFrekuensiBest Practice
H1Judul Utama1x per halamanKeyword utama di dalamnya
H2Sub-topik Mayor5-8xVariasi keyword
H3Detail Sub-topik10-15xLSI keywords natural
H4-H6Detail LanjutanSesuai kebutuhanSpesifik & deskriptif

Jangan memaksakan keyword dalam heading. Saya belajar ini dengan cara yang sulit. Dulu, saya menulis heading seperti “Keyword SEO On Page untuk SEO On Page Terbaik”—kaku dan tidak natural. Google tidak suka, pembaca juga tidak. Sekarang, saya menggunakan pendekatan berbeda dengan membuat heading yang menjawab pertanyaan pembaca atau memecahkan masalah mereka secara natural.

3. URL Optimization: Alamat yang Mudah Diingat

URL structure yang bersih membantu crawling dan memberi sinyal relevansi kepada Google. Bonus: pengguna juga lebih percaya pada URL yang terlihat profesional dan mudah dipahami.

Contoh perbandingan:

✗ Buruk: example.com/p=12345&ref=old
✓ Baik: example.com/panduan-seo-on-page

Prinsip URL optimization yang harus Anda terapkan:

  • Gunakan permalink yang deskriptif
  • Pisahkan kata dengan tanda hubung (-)
  • Hindari angka dan karakter khusus yang tidak perlu
  • Keep it short: maksimal 5-7 kata
  • Include keyword utama, tapi jangan berlebihan

4. Konten Berkualitas: Raja yang Tak Tergantikan

Saya tidak akan berbohong: ini adalah komponen paling menantang sekaligus paling penting. “Content is king” bukan sekadar jargon—ini fakta yang saya buktikan berkali-kali di berbagai project.

Tapi apa sebenarnya “konten berkualitas” di mata Google 2025? Bukan lagi tentang panjang artikel atau keyword density tinggi. Google sekarang menilai berdasarkan E-E-A-T: Experience, Expertise, Authoritativeness, dan Trustworthiness.

Checklist konten yang disukai Google dan pembaca:

✓ Menjawab search intent dengan lengkap dan akurat
✓ Original dan mendalam, bukan hasil spinning atau duplikasi
✓ Struktur yang mudah dibaca dengan paragraf pendek
✓ Include multimedia seperti gambar, video, atau infografis
✓ Update berkala untuk menjaga relevansi
✓ Cite sumber yang kredibel untuk klaim penting

“The best SEO is creating content so good that people can’t help but share it.”

— Rand Fishkin

Berapa Panjang Konten yang Ideal?

Pertanyaan favorit yang selalu muncul dalam setiap diskusi SEO. Jawabannya: depends on the topic. Saya pernah menulis artikel 800 kata yang ranking #1, dan juga artikel 5.000 kata yang stuck di halaman tiga.

Riset menunjukkan artikel panjang (2.000+ kata) cenderung ranking lebih baik karena lebih komprehensif. Namun, yang terpenting adalah depth of coverage, bukan sekadar word count. Tulis sepanjang yang dibutuhkan untuk menjawab topik secara tuntas—tidak lebih, tidak kurang.

5. Keyword Research & Implementation yang Cerdas

Banyak yang salah kaprah soal penempatan keyword. Mereka berpikir, “Makin banyak keyword, makin baik.” Akibatnya? Kena penalti keyword stuffing dari Google yang bisa menghancurkan ranking Anda.

Keyword density ideal di 2025 adalah 1,5-2% untuk keyword utama. Artinya, dalam artikel 1.000 kata, keyword Anda muncul 15-20 kali—tersebar natural di seluruh konten.

Strategi penempatan keyword yang efektif:

100 kata pertama → Wajib ada keyword utama untuk memberi konteks cepat
Title dan heading → Variasikan dengan LSI keywords
URL slug → Keyword utama dalam bentuk paling sederhana
Alt text gambar → Deskriptif dengan keyword natural
Meta description → Keyword untuk meyakinkan relevansi

Tapi ingat satu hal penting: tulis untuk manusia dulu, baru untuk mesin pencari. Jika kalimat terasa dipaksakan demi keyword, revisi lagi sampai terdengar natural.

6. Internal Linking: Jaring Laba-laba yang Menghubungkan Konten

Internal linking adalah salah satu teknik paling underrated dalam SEO on page. Padahal, ini sangat powerful untuk mendistribusikan link equity dan membantu Google memahami struktur website Anda dengan lebih baik.

Saya punya strategi sederhana yang terbukti efektif: setiap artikel baru harus terhubung dengan minimal 3 artikel lama yang relevan, dan 3 artikel lama harus di-update untuk link ke artikel baru tersebut. Hasilnya? Crawl rate meningkat signifikan dan artikel baru lebih cepat ter-index.

Prinsip internal linking yang benar:

AspekDo’sDon’ts
Anchor TextDeskriptif & bervariasi“Klik di sini” atau keyword sama terus
Jumlah5-10 per artikelBerlebihan hingga spam
RelevansiTopik terkait & helpfulRandom demi kepentingan SEO
PenempatanNatural dalam flow kontenDipaksakan di footer/sidebar saja

Bagaimana Cara Optimasi Gambar yang Benar?

Gambar membuat konten lebih engaging dan mudah dipahami, tapi bisa jadi bumerang jika tidak dioptimasi dengan benar. Pernah membuka website yang loadingnya lama sekali? Frustrasi, kan? Google juga tidak suka hal itu.

Saya punya ritual setiap upload gambar: compress hingga di bawah 100KB, ubah format ke WebP jika memungkinkan, dan pastikan alt text deskriptif. Hasilnya, page speed tetap optimal tanpa mengorbankan kualitas visual.

Checklist optimasi gambar:

Format: WebP (modern & ringan) atau JPEG (kompatibilitas luas)
Size: Maksimal 100-150KB per gambar
Dimensi: Sesuaikan dengan display, tidak oversized
Alt text: Deskripsi jelas yang include keyword naturally
File name: Rename jadi deskriptif (seo-on-page.webp, bukan IMG_1234.jpg)
Lazy loading: Enable untuk gambar below the fold

7. Page Speed & Core Web Vitals: Kecepatan adalah Segalanya

Google sudah menegaskan dengan jelas: page speed adalah ranking factor yang tidak bisa diabaikan. Tidak peduli seberapa bagus konten Anda, jika loading lebih dari 3 detik, pengunjung akan bounce—dan ranking Anda turun drastis.

Core Web Vitals yang harus Anda perhatikan:

LCP (Largest Contentful Paint) → Harus di bawah 2,5 detik
FID (First Input Delay) → Harus di bawah 100 milidetik
CLS (Cumulative Layout Shift) → Harus di bawah 0,1

Saya pernah mengabaikan aspek ini dan menyesalnya. Website saya load 7 detik, bounce rate mencapai 78%. Setelah optimasi mendalam, load turun ke 1,8 detik, bounce rate turun jadi 34%. Traffic naik 2x lipat dalam sebulan tanpa perubahan konten sama sekali.

Quick wins untuk meningkatkan page speed:

  • Gunakan CDN (Content Delivery Network)
  • Minify CSS, JavaScript, dan HTML
  • Enable browser caching
  • Compress gambar dengan tools seperti TinyPNG
  • Upgrade ke hosting yang lebih cepat

8. Mobile Responsiveness: Mayoritas Pengguna Ada di Sini

Lebih dari 70% pencarian di Indonesia terjadi via smartphone. Jika website Anda tidak mobile friendly, Anda kehilangan mayoritas audiens potensial dan potensi bisnis yang sangat besar.

Google sudah menerapkan mobile-first indexing sejak 2019. Artinya, versi mobile website Anda yang dinilai untuk ranking—bukan versi desktop lagi.

Cara memastikan website Anda mobile-friendly:

  • Test dengan Google Mobile-Friendly Test Tool
  • Gunakan responsive design, bukan separate mobile site
  • Font size minimal 16px untuk readability
  • Button dan link mudah di-tap (minimal 48×48 pixels)
  • Hindari pop-up yang menutupi konten utama
  • Pastikan touch elements tidak berdekatan

Cara Optimasi SEO On Page Step-by-Step

Teori tanpa praktik adalah hampa. Sekarang saya akan share workflow yang saya gunakan setiap kali mengoptimasi halaman—terbukti efektif meningkatkan ranking secara konsisten.

Langkah 1: Lakukan Keyword Research yang Mendalam

Jangan asal pilih keyword hanya karena volume pencariannya tinggi. Gunakan tools seperti Google Keyword Planner, Ahrefs, atau SEMrush untuk menemukan keyword dengan volume pencarian tinggi tapi kompetisi moderat.

Saya biasanya mencari keyword dengan search volume 1.000-10.000 per bulan dan keyword difficulty di bawah 40. Sweet spot untuk kompetisi sehat dengan peluang ranking realistis.

Langkah 2: Analisis Search Intent dengan Teliti

Buka Google, ketik keyword target Anda, dan perhatikan hasil halaman pertama. Apakah mayoritas artikel tutorial? Listicle? Product review? Definisi? Ini memberi Anda petunjuk kuat tentang search intent yang harus Anda penuhi.

Jangan menulis panduan lengkap jika pengguna mencari quick answer. Dan sebaliknya. Match your content dengan intent yang dominan di SERP.

Langkah 3: Buat Outline yang Komprehensif

Saya tidak pernah langsung menulis tanpa outline. Selalu mulai dengan outline detail yang mencakup semua aspek topik. Ini menghemat waktu dan memastikan tidak ada topik penting yang terlewat.

Template outline yang saya gunakan:

Introduction dengan hook kuat dan preview → Definisi & context yang jelas → Komponen/cara/strategi dengan breakdown detail → Best practices & tips praktis → Common mistakes to avoid → Conclusion & CTA yang kuat

Langkah 4: Tulis Konten dengan Natural dan Engaging

Lupakan dulu soal SEO saat menulis draft pertama. Fokus pada memberikan value kepada pembaca dengan bahasa yang natural. Jelaskan seolah Anda sedang ngobrol dengan teman yang ingin belajar.

Setelah draft selesai, baru lakukan keyword optimization—tambahkan keyword di tempat-tempat strategis tanpa mengorbankan readability dan flow konten.

Langkah 5: Optimasi On-Page Elements

Checklist saya sebelum publish artikel:

✓ Title tag optimized (55-60 char, keyword di awal)
✓ Meta description compelling (150-160 char, include CTA)
✓ URL slug clean & deskriptif
✓ H1 tag unik dan menarik
✓ H2-H3 terstruktur dengan keyword variants
✓ Keyword density 1,5-2% (natural, not stuffed)
✓ Internal links 5-10 buah ke artikel relevan
✓ External links 2-3 ke sumber authority
✓ Images optimized (compressed, alt text, descriptive name)
✓ Schema markup applied (Article, FAQ, HowTo)

Langkah 6: Monitor dan Iterate

SEO bukan set-and-forget. Saya menggunakan Google Search Console untuk track performa keyword, dan Google Analytics untuk analyze user behavior secara detail.

Jika artikel stuck di posisi 5-10 selama beberapa minggu, saya akan update konten dengan informasi terbaru, tambah depth coverage, atau improve struktur heading. Biasanya dalam 2-4 minggu, ranking mulai naik signifikan.

Tips Advanced SEO On Page untuk Beat Kompetitor

Setelah menguasai dasar-dasar, saatnya naik level dengan strategi advanced yang saya gunakan untuk mengalahkan kompetitor di SERP.

Manfaatkan Schema Markup untuk Rich Snippets

Schema markup membantu Google memahami konteks konten Anda lebih baik. Bonus: peluang muncul di rich snippets atau featured snippets jauh lebih besar dengan schema yang tepat.

Jenis schema yang paling efektif untuk blog post:

Article Schema untuk artikel blog → FAQ Schema untuk bagian tanya-jawab → HowTo Schema untuk tutorial step-by-step → BreadcrumbList Schema untuk navigasi yang jelas

Saya menggunakan plugin Yoast SEO atau Rank Math untuk menambahkan schema dengan mudah tanpa perlu coding manual.

Optimasi untuk Voice Search dan AI Overview

Dengan popularitas asisten virtual seperti Google Assistant dan Alexa, voice search diperkirakan mencakup 50% dari semua pencarian di 2025. Anda harus mulai menyesuaikan konten untuk trend ini.

Cara optimasi untuk voice search:

Gunakan long-tail keywords yang conversational → Jawab pertanyaan dengan format Q&A yang jelas → Target featured snippet dengan jawaban concise (40-60 kata) → Include pertanyaan yang dimulai dengan “Bagaimana”, “Apa”, “Mengapa”, “Kapan”

Untuk AI Overview (Google’s SGE), pastikan konten Anda faktual dan well-cited, struktur informasi logis dengan heading yang jelas, include statistik atau data yang verifiable, dan update regularly untuk show freshness.

Tingkatkan Engagement Metrics

Google menggunakan user engagement signals seperti dwell time, bounce rate, dan pages per session sebagai indikator kualitas konten yang sangat penting.

Strategi meningkatkan engagement yang saya terapkan:

Hook pembuka yang kuat untuk grab attention dalam 5 detik pertama → Pecah paragraf panjang jadi 2-4 baris maksimal → Tambahkan multimedia untuk break monotony → Gunakan formatting seperti bold, italic, bullet points → Include internal links untuk encourage eksplorasi lebih lanjut → Add table of contents untuk artikel panjang → CTA yang jelas di akhir setiap section

Sejak saya terapkan strategi ini secara konsisten, average dwell time naik dari 1:20 menit jadi 4:45 menit. Massive improvement yang langsung berdampak pada ranking!

Kesalahan Fatal dalam SEO On Page yang Harus Dihindari

Belajar dari kesalahan orang lain lebih murah daripada belajar dari kesalahan sendiri. Berikut blunder yang sering saya lihat (dan pernah saya lakukan sendiri di masa lalu).

Keyword Stuffing: Jebakan yang Mematikan

Dulu saya berpikir naif, “Semakin banyak keyword, semakin mudah ranking.” Big mistake yang membuat beberapa artikel saya malah turun ranking. Google Penguin algorithm menghukum praktik ini dengan sangat keras.

Sekarang saya fokus pada semantic keywords dan topic coverage daripada repetisi keyword yang berlebihan. Lebih natural, lebih efektif, dan lebih sustainable.

Mengabaikan User Experience demi SEO

Pernah lihat artikel yang penuh keyword tapi sulit dibaca? Atau website yang penuh iklan hingga konten utama tenggelam? Itu contoh classic dari prioritas yang salah kaprah.

Remember: Google semakin pintar menilai user experience melalui berbagai signal. Jika pengunjung langsung bounce karena UX buruk, ranking Anda tidak akan bertahan lama—no matter seberapa perfect SEO technical-nya.

Tidak Update Konten Lama

Website saya punya artikel yang dulu ranking #1 selama berbulan-bulan, tapi pelan-pelan turun ke halaman dua. Kenapa? Karena saya tidak pernah update, sementara kompetitor publish konten yang lebih fresh dan lengkap.

Sekarang saya punya sistem: setiap 6 bulan, review top 10 artikel dan update dengan informasi terbaru, statistik terkini, dan best practices yang berkembang. Hasilnya, traffic dari artikel lama naik 60% dalam 3 bulan pertama.

Duplicate Content: Musuh Besar SEO

Baik itu copy-paste dari situs lain atau duplicate internal (konten yang mirip di beberapa halaman), Google tidak suka sama sekali. Mereka bisa bingung halaman mana yang harus di-ranking, atau worse—menganggap website Anda spammy.

Gunakan canonical tag untuk mengatasi duplicate content yang tidak terhindarkan seperti versi AMP atau print-friendly page.

Tools yang Saya Rekomendasikan untuk SEO On Page

Tidak perlu invest ribuan dollar di tools fancy. Berikut yang saya gunakan sehari-hari—mix antara gratis dan berbayar yang worth every penny.

Gratis & efektif untuk pemula:

Google Search Console untuk track performa dan index coverage → Google Analytics untuk analyze user behavior dan traffic sources → Google PageSpeed Insights untuk check page speed dan Core Web Vitals → Ubersuggest untuk keyword research versi budget-friendly → AnswerThePublic untuk menemukan question-based keywords

Berbayar yang worth the investment:

SEMrush atau Ahrefs untuk comprehensive SEO toolkit (mulai $99/bulan) → Surfer SEO untuk content optimization dengan data-driven approach → Screaming Frog untuk technical audit website besar → Grammarly Premium untuk ensure konten Anda grammatically perfect

Mengukur Kesuksesan SEO On Page Anda

Tidak ada gunanya optimasi tanpa measurement yang jelas. Berikut KPI yang saya track religiously setiap minggu:

MetrikTargetCara MengukurFrekuensi
Organic Traffic+20% MoMGoogle AnalyticsBulanan
Average PositionTop 5Google Search ConsoleMingguan
CTR>5%Search ConsoleMingguan
Bounce Rate<50%AnalyticsBulanan
Dwell Time>3 menitAnalyticsBulanan
Page Speed<3 detikPageSpeed InsightsQuarterly
Core Web VitalsSemua “Good”Search ConsoleQuarterly

Jika ada metrik yang tidak sesuai target selama 2 minggu berturut-turut, saya akan investigate dan adjust strategi dengan cepat. SEO adalah proses iteratif—selalu ada ruang untuk improvement.

Penutup

Setelah membaca panduan komprehensif ini, saya harap Anda tidak lagi merasa overwhelmed dengan dunia SEO on page. Ya, memang ada banyak komponen yang harus diperhatikan dengan detail. Tapi ingat: Rome wasn’t built in a day. Begitu juga dengan ranking #1 di Google yang sustainable.

Mulailah dengan langkah kecil tapi konsisten. Pilih 3-5 artikel terbaik di website Anda, dan terapkan checklist optimasi yang sudah saya bagikan dalam panduan ini. Monitor hasilnya dalam 4-6 minggu dengan tools yang sudah saya rekomendasikan. Saya jamin Anda akan melihat improvement yang signifikan dan terukur.

Yang terpenting: jangan pernah berhenti belajar dan beradaptasi. Google terus mengupdate algoritmanya, best practices hari ini mungkin berbeda tahun depan. Stay curious, stay updated, dan selalu prioritaskan value untuk pengguna di atas segalanya.

Siap mengoptimasi website Anda? Mulai sekarang juga—setiap hari yang terlewat adalah peluang yang hilang untuk mendapatkan traffic organik yang berkualitas. Dan jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, bookmark halaman ini sebagai referensi Anda di masa depan.

Sukses untuk perjalanan SEO Anda!

Referensi

  • Google Search Central. 2025. SEO Starter Guide: The Basics. Google Developers
  • Dean, B. 2025. On-Page SEO: The Definitive Guide. Backlinko
  • Patel, N. 2025. The Advanced Guide to SEO. Neil Patel Digital
  • Semrush Team. 2024. On-Page SEO: What It Is and How to Do It. Semrush Blog
  • Moz. 2025. On-Page Ranking Factors. Moz SEO Learning Center
  • Search Engine Journal. 2025. The Complete Guide to On-Page SEO. SEJ
  • Ahrefs. 2025. On-Page SEO: How to Optimize Your Website Content. Ahrefs Blog
  • Google. 2025. Core Web Vitals Report. Google Search Console Help
  • HubSpot. 2024. The Fundamentals of On-Page SEO. HubSpot Marketing Blog
  • Yoast. 2025. What is On-Page SEO? Yoast SEO Blog

Previous Post
UTM Link: Pengertian, Fungsi, dan Cara Membuatnya

UTM Link: Pengertian, Fungsi, dan Cara Membuatnya

Next Post
Optimasi WordPress SEO: 20 Langkah Efektif Langsung Praktek

Optimasi WordPress SEO: 20 Langkah Efektif Langsung Praktek

Advertisement
3
Button Icon